Kecelakaan Sriwijaya Air

Keluarga Pasrah Pramugari Isti Pulang Meski Tak Bernyawa, Ingin Jasad Ditemukan Biar Bisa Diziarahi

Kini, mereka hanya berharap jenazah sang adik dapat segera ditemukan dan bisa dimakamkan dengan layak.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas gabungan memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. 

TRIBUNMATARAM.COM - Mengetahui kondisi Sriwijaya Air SJ 182 yang hancur berkeping-keping, pupus sudah harapan keluarga pramugari Isti Yudha Prastika (35) menanti adiknya dalam kondisi hidup.

Kini, mereka hanya berharap jenazah sang adik dapat segera ditemukan dan bisa dimakamkan dengan layak.

Diwakilkan sang kakak Irfan Defrizon (37), keluarga sudah ikhlas menerima kenyataan pahit Isti turut dalam penerbangan nahas itu.

Irfan dan keluarganya hanya bisa berdoa dan berharap jenazah adiknya bisa ditemukan tim SAR gabungan yang kini bertugas di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Dia mengemukakan itu saat menceritakan adik perempuannya, Isti Yudha Prastika (35), menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Sabtu (9/1/2021).

Sriwijaya Air
Sriwijaya Air (Dok. Sriwijaya Air)

"Kami hanya berharap jasadnya, bisa nyekar, bisa ngeliat kuburannya... kalau suatu waktu bisa ziarah. Jangan sampai nggak ditemukan jasadnya," kata Irfan di Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu sore.

Baca juga: Kontrak Diperpanjang Meski Ditentang, Pramugari Mia Bersikukuh, Ikut Terbang karena Jadwal Ditukar

Baca juga: Sejumlah Tingkah Aneh Captain Afwan Sebelum Insiden Sriwijaya Air, Anak Sampai Bilang: Tumben Beda

Baca juga: Temuan Baru Tim Basarnas: 3 Kantong Serpihan Pesawat Sriwijaya SJ 182 & 5 Kantong Potongan Manusia

Isti merupakan pramugari Nam Air. Ia menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak tersebut.

Menurut Irfan, Isti ke Pontianak untuk akan bertugas di pesawat Nam Air tujuan Pontianak - Jakarta.

"Jadi Isti menggantikan shift temannya. Dia dibangku penumpang, bukan sebagai kru pesawat. Kalau dia di Nam Air, Jakarta-Pontianak," ungkapnya.

Irfan menceritakan, dia mengetahui kabar pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami kecelakaan pada Sabtu sore sekitar pukul 16.00 WIB. Saat mengetahui kejadian tersebut, Irfan langsung teringat adiknya yang baru saja bertandang ke Pontianak.

"Ngeliat berita Sriwijaya Air hilang dan lepas kontak saya langsung kepikiran adik saya aja. Mudah-mudahan bukan adik saya yang di dalam," ungkapnya.

Dengan kondisi cemas, Irfan berusaha mencari tahu keberadaan dan kondisi Isti kepada keluarganya.

Tak lama kemudian, dia mendapatkan kabar bahwa adik perempuannya itu merupakan salah satu penumpang pesawat tersebut.

"Sekitar jam lima lewat, saya dapat kabar dari kakak saya bahwa adik ada di dalam situ, sudah enggak ada. Saya tanya, enggak ada gimana, katanya, ya itu ada di dalam Sriwijaya yang jatuh. Dia tahu dari suaminya (Isti)," ungkapnya.

Saat ini, kata Irfan, pihak keluarga hanya pasrah sambil terus mencari informasi dan menunggu kabar lebih lanjut mengenai keberadaan Isti.

Irfan menyebutkan, seluruh keluarga telah mengetahui kejadian itu dan mengikhlaskan kepergian adik perempuannya. Keluarga juga berharap agar seluruh jenazah para korban dapat segera ditemukan dan teridenfikasi.

"Sampai saat ini aja belum ditemukan, padshal ini sudah berapa jam kan. Maka kami berusaha ikhlas, berharap semua yang terkait diketemukan jasadnya, kami berdoa seperti itu," pungkasnya.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu kemarin sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Pesawat mengangkut 62 orang, yang terdiri dari 6 kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB. Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak.

Senasib dengan Isti, Mia Juga Ikut Terbang karena Jadwal Ditukar

Tak cuma Isti satu-satunya pramugari yang ada dalam penerbangan Sriwijaya Air SJ 182.

Nama Mia Tresetyani Wadu (22) menjadi salah satu kru pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh, Sabtu (9/1/2021) sore.

Keluarga Mia di Denpasar, Bali sudah mendapatkan kabar jika kerabatnya turut serta dalam penerbangan itu.

Kini, mereka masih menanti kabar terkait kondisi Mia.

Penyesalan terlihat disampaikan oleh Kakak Mia, Ardi Samuel Cornelis Wadu (25).

Pasalnya, sang adik tak seharusnya berada dalam penerbangan yang dikemudikan pilot Captain Afwan Zamzami tersebut.

Menurut teman-teman Mia, jadwalnya ditukar hingga membuatnya harus terbang dengan Sriwijaya Air SJ 182 itu.

Baca juga: Status WhatsApp Terakhir Pilot Afwan Ingatkan Salat 5 Waktu, Sebut-sebut tentang Surga

Baca juga: Kakak Kopilot Diego Mamahit Pegang Kata-kata Adik Sebelum Sriwijaya Air Jatuh, Optimis Ada Keajaiban

Baca juga: PENTING Swab Antigen Dulu Sebelum Setor Identitas Pribadi Penumpang Sriwijaya Air SJ182 ke RS Polri

Keluarga juga mengaku, sebenarnya kontrak Mia sebagai pramugari telah habis, tetapi diperpanjang kembali.

Padahal, saat itu, keluarga mengingatkan Mia untuk pulang saja ke Bali dan mencari pekerjaan lain.

Suasana rumah kediaman salah satu pramugari Sriwijaya Air SJ 182, Mia Tresetyani Wadu (22) di di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Denpasar, Bali.(Kompas.com/ Imam Rosidin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Suasana rumah kediaman salah satu pramugari Sriwijaya Air SJ 182, Mia Tresetyani Wadu (22) di di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Denpasar, Bali.(Kompas.com/ Imam Rosidin) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Dia Tak Seharusnya di Penerbangan Itu, Jadwalnya Tiba-tiba Diganti"", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/01/10/14580081/dia-tak-seharusnya-di-penerbangan-itu-jadwalnya-tiba-tiba-diganti?page=all#page2. Penulis : Kontributor Bali, Imam Rosidin Editor : David Oliver Purba Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA iOS: https://apple.co/3hXWJ0L ()

Tetapi Mia bersikukuh melanjutkan cita-citanya sebagai pramugari.

Rumah Mia di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Denpasar, Bali tampak sudah dipasangi tenda sejak kemarin, Minggu (10/1/2021).

Berikut cerita yang diurai kakak kandung Mia.

"Kemarin, Sriwijaya menelepon sebatas konfirmasi pesawat yang dikabarkan benar yang dinaiki adik saya, baru sebatas itu. Informasi lebih lanjut belum ada karena Basarnas juga masih mencari," kata Ardi saat ditemui di kediamannya, Minggu siang.

Ardi dan keluarga berharap proses pencarian dan evakuasi bisa dilakukan secepatnya agar keluarga mendapat kepastian kabar dari adiknya.

Jadwal Mia Ditukar

Ardi telah berkomunikasi dengan sejumlah kawan adiknya yang ada di Jakarta.

Dari sana ia mengetahui bahwa jadwal adiknya seharusnya ada di penerbangan lain. 

Kemudian jadwal adiknya ditukar di penerbangan SJ 182.

Prajurit TNI menemukan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak dan diperkirakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pada hari pertama pencarian, personel gabungan menemukan beberapa serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Prajurit TNI menemukan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak dan diperkirakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pada hari pertama pencarian, personel gabungan menemukan beberapa serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. (Tribunnews/Irwan Rismawan)

"Dia seharusnya tidak di penerbangan itu, karena tiba-tiba jadwalnya di-switch," katanya.

Mia, kata Ardi, menjadi pramugari di Sriwiajaya Air sejak tiga tahun lalu. 

Kemudian pada Desember 2020 ada perpanjangan kontrak.

Ardi sudah meminta adiknya untuk kembali ke Denpasar dan mencari pekerjaan lain.

"Dia bilang enggak apa-apa, masih pengin jadi pramugari, sejak SMA pengin jadi pramugari," katanya.

Kesaksian Penyelam Lihat Pemandangan Lokasi Jatuhnya Sriwijaya

Penyelam yang mengevakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 menceritakan pemandangan yang terjadi di bawah Perairan Kepulauan Seribu.

Petugas Basarnas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang.
Petugas Basarnas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dalam kesaksiannya, ia menceritakan bagaimana body pesawat Sriwijaya Air SJ 182 telah hancur berkeping-keping.

Anggota tim penyelam Kopaska TNI AL, Mayor Laut Edi Tirtayasa mengatakan bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan dengan kondisi hancur berkeping-keping di tempat penyelaman sekitar Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Saat menyelam, Edi melihat serpihan pesawat dengan ukuran kecil.

“Di dalam laut ada serpihan pesawat. Pesawat hancur total,” ujar Edi di tengah kegiatan penyelaman di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.

Dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, anggota tim Kopaska TNI AL beberapa kali mengangkut potongan bagian pesawat Sriwijaya Air.

Baca juga: Kirim Foto Jendela Pesawat yang Basah karena Air Hujan, Korban Insiden Sriwijaya Air: Doain Ya

Baca juga: Deretan Duka Mendalam Keluarga Korban Sriwijaya Air: Ada yang Dikirimi Selfie hingga SMS Terakhir

Baca juga: Ungkapan Bela Sungkawa Publik Figur Soal Insiden Sriwijaya Air: Fahri Hamzah Hingga Susi Pudjiastuti

Tim Kopaska TNI AL menemukan bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah melakukan penyelaman di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.

Tim Kopaska TNI AL menemukan bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah melakukan penyelaman di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.(KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO)

Adapun bagian pesawat yang ditemukan antara lain berupa pecahan ban pesawat, pelampung penumpang, bagian kelistrikan pesawat, bagian badan pesawat warna biru merah, moncong pesawat, dan bagian pesawat lainnya.

Potongan bagian pesawat sudah diangkut ke KRI Kurau.

Sebelumnya, tim Kopaska TNI AL menemukan bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah melakukan penyelaman di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.

Penemuan bagian pesawat Sriwijaya Air diinformasikan oleh Komandan KRI Teluk Gilimanuk, Letkol Laut Fakhrul.

“Ini ada temuan, akan dibawa ke KRI Kurau,” kata Fakhrul di KRI Teluk Gilimanuk.

Pantauan Kompas.com, bagian pesawat Sriwijaya Air ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB.

Adapun bagian pesawat yang ditemukan seperti pecahan ban pesawat, pelampung penumpang, bagian kelistrikan pesawat, bagian badan pesawat warna biru merah, moncong pesawat, dan lainnya.

Beberapa temuan bagian pesawat Sriwijaya Air telah dibawa ke Kapal KRI Kurau.

Kompas.com berada di perahu sea-rider bersama anggota TNI AL.

Hingga kini, perahu sea-rider masih beberapa kali menghampiri anggota Kopaska yang masih melakukan penyelaman.

Operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dilanjutkan pada Minggu (10/1/2021) pagi.

Operasi difokuskan dengan penyelaman untuk mencari barang-barang terkait pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Titik-titik penyelaman dari anggota TNI AL berdasarkan referensi dari KRI Rigel.

KRI Rigel memiliki kemampuan untuk melakukan foto tiga dimensi di bawah laut.

Temuan-temuan hasil penyelaman tim penyelam TNI AL akan didata sebagai bagian dari proses identifikasi.

Setelah didata, temuan yang berhasil dikumpulkan akan dibawa langsung ke Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Adapun tim penyelaman terdiri dari menurunkan 17 personel Denjaka, 14 personel Taifib, 23 personel Kopaska dengan penglengkapan mulai dari Searider, perahu karet, peralatan selam, alat komunikasi bawah air, GPS bawah air dan kamera bawah air.

Tim Basarnas menemukan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (19/1/2021) sore.
Tim Basarnas menemukan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (19/1/2021) sore. (Istimewa via Tribunnews)

Perahu-perahu karet milik TNI AL turun sekitar pukul 07.05 WIB.

Sebelumnya diberitakan, Sriwijaya Air SJ 182 tujuan Jakarta-Pontianak dinyatakan hilang kontak pada pukul 14.40 WIB, Sabtu.

Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.

Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Minggu (10/1/2021) perlahan mulai menemukan titik temu.

Dalam pencarian di hari kedua, personel TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan TNI Angkatan Laut (TNI AL) menemukan sejumlah barang bukti yang kuat dugaan berhubungan dengan jatuhnya Sriwijaya Air.

Di antara tumpahan minyak yang diduga dari pesawat, serta serpihan mesin dan hidrolik kabin pesawat.

(Kompas.com/ Tria Sutrisna/Wahyu Adityo Prodjo)) (TribunMataram.com/ Salma)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Korban Sriwijaya Air: Kami Berharap Jenazah, Bisa Nyekar, dan Lihat Kuburannya"

dan dengan judul "Tim Penyelam Kopaska TNI AL Sebut Sriwijaya Air SJ 182 Hancur Berkeping-keping"

BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Kakak Ingin Jasad Isti Ditemukan Biar Bisa Ziarah, Sudah Pasrah Adik Pulang Walau Tak Bernyawa

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved