Kecelakaan Sriwijaya Air
Kesaksian Penyelam yang Temukan Black Box Sriwijaya Air SJ 182, Mengaku Lihat Sebuah Kotak di Lumpur
Simak kesaksian penyelam yang temukan black box Sriwijaya Air SJ 182 berikut ini.
TRIBUNMATARAM.COM - Simak kesaksian penyelam yang temukan black box Sriwijaya Air SJ 182 berikut ini.
Tim penyelam Dislambair TNI AL menceritakan detik-detik penemuan black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Selasa (12/1/2021).
Satu di antara orang yang menemukan black box berupa Flight Data Recorder (FDR) itu yakni KLS Isarat Windi Putu Suwaka Sandiago.
Ia mengatakan, saat itu ia bersama tiga orang lainnya membagi tugas dalam proses pencarian.
Mereka lalu melihat sebuah kotak yang berada di bawah lumpur.
"Saat kami mengangkat serpihan-serpihan, kami melihat sebuah kotak tertanam di sebuah lumpur," ujarnya, dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV, Rabu (13/1/2021).
Baca juga: Total Temuan Pencari Sriwijaya Air yang Diterima Basarnas: 141 Kantong Jenazah & 59 Bagian Pesawat
Setelah dibawa ke atas, black box tersebut lalu diserahkan pada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diidentifikasi.
"Kami mengangkatnya, kami tidak tahu (itu apa), dan kami serahkan ke Mayor Iwan untuk diidentifikasi."
"Selanjutnya barang tersebut dibawa ke atas untuk diidentifikasi oleh KNKT," jelasnya.
Ia menyebut, FDR tersebut ditemukan pada kedalaman 18 meter, dan membutuhkan waktu selama 25 menit.

Cockpit Voice Recorder (CVR) Belum Ditemukan
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, Flight Data Recorder (FDR) Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan pada Selasa (12/1/2021) pukul 16.40 WIB.
"Pukul 16.40 WIB, Kepala Staf Aangkatan Laut melaporkan kembali bahwa flight data recorder sudah ditemukan," ujarnya, dikutip dari siaran langsung YouTube Kompas TV, Selasa.
Meski FDR sudah ditemukan, namun Cockpit Voice Recorder (CVR) masih dalam proses pencarian.
Namun, Marsekal Hadi yakin CVR tersebut akan segera ditemukan.
"Dilaporkan pula underwater acoustic beacon ditemukan sebanyak dua."
"Artinya, satu lagi Cockpit Voice Recorder masih perlu dicari dengan tanpa adanya bantuan yaitu beacon tersebut," katanya.
Baca juga: Temuan Tim Pencari Sriwijaya Air SJ 182 Hari Ini: Tiga Kantong Puing Pesawat Hingga Velg Roda

"Namun kami meyakini semua bahwa beacon yang ada di cockpit voice juga ditemukan di sekitar itu, maka dengan keyakinan yang tinggi, cockpit voice akan segera ditemukan," jelas Hadi.
"Saya mengucapkan terima kasih atas kerja kerasnya dari penyelam TNI AL, kepolisian, Basarnas, sehingga flight data recorder sudah ditemukan," ujarnya.
"Operasi belum selesai, karena akan kita lakukan evakuasi korban. Body pesawat kita upayakan diangkat," pungkasnya.
Baca juga: PECAH REKOR - Jumlah Pasien Positif Covid-19 di Indonesia Bertambah 11.278 Kasus Per 13 Januari 2021
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 diduga jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).
Pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak tersebut hilang kontak setelah 4 menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengangkut 62 orang, terdiri dari 12 kru, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Total Temuan Pencari Sriwijaya Air yang Diterima Basarnas
Total 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh yang diduga korban telah diangkat oleh Tim SAR Gabungan dari lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hingga Rabu (13/1/2021) pukul 19.40 WIB.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengatakan selain itu hingga kini total 31 kantong kecil berisi serpihan pesawat dan 28 potongan besar pesawat berhasil diangkat.
"Pada hari ini, saya melaporkan kita mendapatkan 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts, 31 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat, dan 28 potongan besar pesawat," kata Bagus di Posko JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara pada Rabu (13/1/2021).
Baca juga: Temuan Tim Pencari Sriwijaya Air SJ 182 Hari Ini: Tiga Kantong Puing Pesawat Hingga Velg Roda
Bagus mengatakan upaya pencarian korban dan puing pesawat hari ini mengalami hambatan dari faktor cuaca.
Ia mengapresiasi kepada seluruh tim yang tetap bersemangat untuk tetap melakukan upaya pencarian meski cuaca sedang tidak bersahabat.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim SAR yang hari tetap semangat, yaitu dari TNI-Polri, Bakamla, KPLP, dan yang lainnya. Walaupun cuaca saya anggap tidak mendukung atau kurang mendukung, namun di sela-sela cuaca yang kadang-kadang bagus dan tidak, masih tetap semangat melaksanakan operasi pencarian atau operasi SAR," kata Bagus.
Temuan Lain
Tim penyelam TNI AL menemukan velg roda pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dari perairan Kepulauan Seribu, Rabu (13/1/2021).
Velg roda pesawat itu kemudian langsung dibawa menggunakan KRI Parang-647 ke posko di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Komandan KRI Parang-647 Letkol Laut Hendra Dwinanto mengatakan, velg roda pesawat itu dibawa bersamaan dengan tiga kantong berisi serpihan pesawat dan properti korban.
"Kami juga bawa velg roda pesawat. Selanjutnya kami serahkan ke Basarnas untuk ditindaklanjuti," kata Hendra.
Baca juga: Tim DVI Polri Berhasil Identifikasi 2 Korban Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182, Berikut Nama & Biodatanya
Baca juga: Cerita 4 Orang Lolos dari Insiden Sriwijaya Air SJ182: Pergantian Jadwal Hingga Putuskan Naik Kapal
Baca juga: Dugaan KNKT Soal Jatuhnya Sriwijaya Air: Pesawat Turun dari 10.900 ke 250 Kaki, Mesin Masih Hidup

Beberapa properti korban yang diangkut seperti pakaian hingga KTP diduga milik dari salah satu penumpang Sriwijaya Air SJ-182.
"Kami membawa temuan-temuan dari penyelam TNI AL berupa tiga kantong berisi serpihan pesawat dan perlengkapan pribadi korban seperti pakaian," kata Hendra.
Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengapresiasi temuan tersebut saat kondisi cuaca tidak bersahabat.
Baca juga: Black Box Sriwijaya Air Berhasil Diangkat ke Darat, Jadi Bukti Pesawat Utuh & Tak Meledak saat Jatuh
"Saya selaku SMC (SAR Mission Coordinator-Red) memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada penyelam dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat namun bisa mendapat objek-objek pencarian," kata Rasman.
Rasman mengatakan, pencarian sempat ditunda sejak pagi hingga sore hari karena cuaca buruk.
Namun, penyelaman kembali dilakukan setelah situasi kembali kondusif.
"Tadi memang ada penyelaman sore hari. Cuaca buruk itu pagi hingga sore. Ketika cuaca mulai membaik, baru para penyelam itu terjun," kata Rasman.
Basarnas juga menerima temuan dari Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI berupa dua kantong yang berisi bagian tubuh korban dan serpihan pesawat.
141 kantong jenazah
Sementara itu, sebanyak 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terkumpul dalam hari kelima pelaksanaan SAR gabungan, Rabu (13/1/2021).
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito mengatakan, pihaknya mengumpulkan ratusan kantong jenqzah berisi bagian tubuh hingga potongan badan pesawat.
“Saya melaporkan kita mendapatkan 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts, 31 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat, dan 28 potongan besar pesawat,” ucap Bagus.
Dia mengatakan, proses pencarian pada hari kelima kali ini terkendala kondisi cuaca tidak bersahabat yakni angin kencang dan gelombang tinggi.
Baca juga: 2 Korban Sriwijaya Air Pemakai Identitas Orang Lain Ternyata Sepasang Kekasih, Belum Punya KTP
Baca juga: Sarah Sehat saat Ditelepon karena Masuk Jadi Penumpang Sriwijaya Air, Tak Tahu KTP Dipakai Teman Kos
“Walaupun cuaca saya anggap tidak mendukung atau kurang mendukung, namun di sela-sela cuaca yang kadang-kadang bagus dan tidak, masih tetap semangat melaksanakan operasi pencarian atau operasi SAR,” ucapnya.
Harapannya, kondisi cuaca pada Kamis (14/1/2021) dapat berjalan kondusif.
“Mudah-mudahan besok cuaca akan lebih mendukung dan berjalan lancar dalam pelaksanaan operasi SAR,” ujarnya.
Sementara itu terkait upaya pencarian cockpit voice recorder (CVR) pascapenemuan flight data recorder (FDR) akan dilakukan yakni memperkecil area pencarian.
“Kita mungkin memperkecil untuk area-area yang sudah seperti CVR, karena sudah ada pointer sebelumnya di area mana kira-kira akan ditemukan," ujar Bagus.
Tim DVI Polri Berhasil Identifikasi 2 Korban Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182
Sementara itu, dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (13/1/2021), Tim DVI mengonfirmasi dua korban, atas nama Indah Halimah Putri, dan Agus Minarni. Keduanya berhasil teridentifikasi lewat pencocokan sidik jari.
"Hari ini tim telah melakukan rekonsiliasi terhadap data ante mortem dan data post mortem dan berhasil mengidentifikasi 2 korban melalui sidik jari," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.
Baca juga: Cerita 4 Orang Lolos dari Insiden Sriwijaya Air SJ182: Pergantian Jadwal Hingga Putuskan Naik Kapal
Baca juga: Dugaan KNKT Soal Jatuhnya Sriwijaya Air: Pesawat Turun dari 10.900 ke 250 Kaki, Mesin Masih Hidup

Di lokasi yang sama, Kabid Topol Pusnafis Bareskrim Polri Kombes Sriyanto menyampaikan rekonsiliasi itu dilakukan dengan pencocokan sidik jari pada bagian tubuh korban yang ditemukan, dan sidik jari pada e-KTP.
Bagian tubuh korban atas nama Indah Halimah Putri bernomor label 0027 berhasil diidentifikasi dengan mencocokan jempol bagian kiri. Terdapat 12 titik yang sesuai.
Berdasarkan data, Indah Halimah Putri adalah seorang mahasiswi kelahiran Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan kelahiran 1 Oktober 1994. Ia tercatat berdomisili di Dusun 4 RT 7, Desa atau Kelurahan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Sementara Agus Minarni teridentifikasi pada bagian jari jempol kanan yang dibandingkan dengan sidik jari pada e-KTP milik korban. Terhadap rekonsiliasi tersebut, didapat 12 titik yang sesuai.
Baca juga: Sampai Debat Dilarang Ikut Naik Sriwijaya Air, Nama Tertinggi di Manifes Kini Selamat Jalan Tuhan
Agus Minarni memiliki nomor manifes 52 diketahui lahir 1 Agustus 1973 di Mempawah, Pontianak, Kalimantan Barat.
Ia tercatat berdomisili di Dusun Sukadamai, Kecamatan Mempawah Hilir, Kalimantan Barat. Status pekerjaan korban adalah pegawai negeri sipil (PNS).
"Kita cari dari sidik jari kita bandingkan sidik jari e-KTP, ternyata ada kesesuaian, identik 12 titik. Ini menurut kami sudah tidak bisa terbantahkan," ungkap Sriyanto.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Penyelam TNI AL Saat Temukan Blackbox SJ 182: Kami Lihat Sebuah Kotak dalam Lumpur.