Kecelakaan Sriwijaya Air
Tim DVI Polri Berhasil Identifikasi 2 Korban Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182, Berikut Nama & Biodatanya
Dua nama dan biodata korban Sriwijaya Air SJ182 yang berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Polri.
TRIBUNMATARAM.COM - Proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 masih terus dilakukan.
Teranyar, tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi dua korban insiden tersebut.
Berikut nama dan biodatanya.
Tim DVI Polri kembali berhasil mengidentifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (13/1/2021), Tim DVI mengonfirmasi dua korban, atas nama Indah Halimah Putri, dan Agus Minarni. Keduanya berhasil teridentifikasi lewat pencocokan sidik jari.
"Hari ini tim telah melakukan rekonsiliasi terhadap data ante mortem dan data post mortem dan berhasil mengidentifikasi 2 korban melalui sidik jari," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu.
Baca juga: Cerita 4 Orang Lolos dari Insiden Sriwijaya Air SJ182: Pergantian Jadwal Hingga Putuskan Naik Kapal
Baca juga: Dugaan KNKT Soal Jatuhnya Sriwijaya Air: Pesawat Turun dari 10.900 ke 250 Kaki, Mesin Masih Hidup

Di lokasi yang sama, Kabid Topol Pusnafis Bareskrim Polri Kombes Sriyanto menyampaikan rekonsiliasi itu dilakukan dengan pencocokan sidik jari pada bagian tubuh korban yang ditemukan, dan sidik jari pada e-KTP.
Bagian tubuh korban atas nama Indah Halimah Putri bernomor label 0027 berhasil diidentifikasi dengan mencocokan jempol bagian kiri. Terdapat 12 titik yang sesuai.
Berdasarkan data, Indah Halimah Putri adalah seorang mahasiswi kelahiran Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan kelahiran 1 Oktober 1994. Ia tercatat berdomisili di Dusun 4 RT 7, Desa atau Kelurahan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Sementara Agus Minarni teridentifikasi pada bagian jari jempol kanan yang dibandingkan dengan sidik jari pada e-KTP milik korban. Terhadap rekonsiliasi tersebut, didapat 12 titik yang sesuai.
Baca juga: Sampai Debat Dilarang Ikut Naik Sriwijaya Air, Nama Tertinggi di Manifes Kini Selamat Jalan Tuhan
Agus Minarni memiliki nomor manifes 52 diketahui lahir 1 Agustus 1973 di Mempawah, Pontianak, Kalimantan Barat.
Ia tercatat berdomisili di Dusun Sukadamai, Kecamatan Mempawah Hilir, Kalimantan Barat. Status pekerjaan korban adalah pegawai negeri sipil (PNS).
"Kita cari dari sidik jari kita bandingkan sidik jari e-KTP, ternyata ada kesesuaian, identik 12 titik. Ini menurut kami sudah tidak bisa terbantahkan," ungkap Sriyanto.
Cerita 4 Orang Lolos dari Insiden Sriwijaya Air SJ182
Empat orang lolos dari kecelakaan dahsyat pesawat bernomor penerbangan SJ 182 tersebut.
Mereka adalah tiga calon penumpang Sriwijaya Air SJ 182 dan satu orang awak kabin atau pramugari pesawat tersebut.
Tiga calon penumpang tersebut batal naik pesawat yang jatuh di perairan Pulau Seribu gara-gara tes swab.
Baca juga: Dugaan KNKT Soal Jatuhnya Sriwijaya Air: Pesawat Turun dari 10.900 ke 250 Kaki, Mesin Masih Hidup
Baca juga: Sampai Debat Dilarang Ikut Naik Sriwijaya Air, Nama Tertinggi di Manifes Kini Selamat Jalan Tuhan
Baca juga: 2 Korban Sriwijaya Air Pemakai Identitas Orang Lain Ternyata Sepasang Kekasih, Belum Punya KTP

Ketiganya adalah Rachmawati, seorang ASN di Mempawah, Kalimantan Barat dan dua orang bernama Paulus Yulius Kolla serta Indra Wibowo.
Paulus Yulius dan Indra adalah dua orang teman satu pekerjaan di Pontianak. Paulus asal NTT sedangkan Indra dari Jawa, mereka sebenarnya bertugas di Sulawesi.
Sedangkan Ananda Lestari, pramugari Sriwijaya Air terhindar dari kecelakaan pesawat karena pergantian jadwal pesawat.
Hasil Swabnya belum jadi
Rachmawati, warga Mempawah, Kalbar yang batal terbang ke Pontianak pada Sabtu (9/1/2021).
Sejatinya adalah penumpang nahas itu, namun karena surat keterangan PCR Swab-nya belum jadi maka ia batal menumpang pesawat tersebut.
Rachmawati yang juga mantan qoriah internasional asal Kalbar itu selamat karena tak jadi terbang.

Baca juga: Ibu Mulyadi Baru Ngeh Keanehan Sebelum Anak Naik Sriwijaya Air, Kejanggalan Kompor
"Sebenarnya saya akan berangkat menggunakan pesawat tersebut, tetapi karena menunggu hasil PCR SWAB yang baru hari ini keluar, jadi batal ikut pesawat itu," kata Hj Rachmawati warga Mempawah yang bertugas di Kemenag RI ini pada Sabtu (9/1/2021) dikonfirmasi Tribunpontianak.co.id melalui telepon.
Dikatakan, sudah menghubungi pihak travel untuk pesan tiket beberapa hari sebelumnya. Tapi karena ke Pontianak harus pakai PCR SWAB harus menunggu sampai hasil keluar.
Mantan Qoriah Internasional era tahun 1985-1986 menjelaskan, hasil Swab baru di ketahui hasilnya pada Sabtu siang.
Baca juga: Sarah Sehat saat Ditelepon karena Masuk Jadi Penumpang Sriwijaya Air, Tak Tahu KTP Dipakai Teman Kos
Sehingga keberangkatan pulang ke Pontianak menggunakan Pesawat Sriwijaya jadwal hari Sabtu dibatalkan.
"Karena PCR SWAB baru keluar tadi, akhirnya saya jadinya berangkat besok (Minggu) menggunakan pesawat air Asia," ujar Rachamati.
Rachmawati bersyukur masih diberi umur panjang karena batal berangkat ikut pesawat naas itu.
"Tadi banyak yang telepon juga, anak dan saudara yang di Mempawah dan Sambas, karena beredarnya nama penumpang, yang tertera ada nama saya, dan pihak keluarga juga sebenarnya sudah tahu kalau saya rencana pulang hari ini,"katanya.
Baca juga: Black Box Sriwijaya Air Berhasil Diangkat ke Darat, Jadi Bukti Pesawat Utuh & Tak Meledak saat Jatuh
Pegawai Kemenag RI ini pun turut mendoakan semoga almarhum dan almarhumah yang jadi korban kecelakaan pesawat semoga husnul khatimah.
Paulus dan Indra Wibowo
Paulus Yulius Kollo (24), warga asal Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), lolos dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang diduga jatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu (09/01/2021).
Paulus mengatakan dirinya bersama rekan kerjanya Indra Wibowo awalnya akan berangkat dari Makassar, Sulawesi Selatan menuju Pontianak, karena bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia.
Perusahaannya yang membelikan tiket pesawat untuk dia dan temannya.
Karena tidak ada penerbangan langsung, keduanya transit di Jakarta.
Paulus dan rekannya berangkat dari Makassar ke Jakarta menggunakan hasil rapid test Covid-19 biasa.
Baca juga: Kronologi Penemuan & Pengangkatan Black Box Sriwijaya Air SJ 182, Sayangnya CVR Masih Hilang

Sementara untuk berangkat dari Jakarta menuju ke Pontianak, Kalimantan Barat, penumpang wajib menunjukkan hasil Tes Covid-19 dengan metode Swab.
Karena dianggap mahal, akhirnya Paulus dan temannya memutuskan untuk berangkat ke Pontianak dari Jakarta menggunakan kapal laut.
"Itu betul nama saya. Kemarin saya mau ke Pontianak, tapi karena ada sedikit kendala maka saya cancel tiket," ungkap Paulus melalui pesan singkat, Minggu (10/1/2021).
Paulus mengaku baru mengetahui Sriwijaya Air Jatuh saat baru mendapat sinyal.
Dia diberitahu oleh keluarga dan pimpinan tempat dia bekerja.
Ananda Lestari Diselamatkan Penggantian Penerbangan
Ananda Lestari, pramugari Sriwijaya Air terhindar dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak.
Awalnya, Ananda dijadwalkan ikut dalam penerbagan itu.
Namun tiba-tiba rutenya dipindahkan ke tujuan Makassar.
"Iye, Alhamdulillah ibu, bukanji ajalku kasian, kenapa tiba-tiba ruteku ke Makassar, padahal tadinya mau di pesawat itu," kata Nurpiana mengulang ucapan Ananda saat ia ditelepon kemarin.
Nurpiana, Minggu (10/1/2021) mengatakan, Ananda adalah ponakannya.
Dia berasal dari Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
"Dia anak dari saudara saya," katanya.
Baca juga: Pasutri Baru Pulang Melayat Bapak Sebelum Jatuh dengan Sriwijaya Air, Pamit Anak di Pondok Minta Doa
Nurpiana mengaku sempat syok saat mendengar ada pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak jatuh.
Sebab sebelumnya Ananda menyampaikan akan terbang ke Pontianak.
"Saya langsung syok mendengar berita ini, namun saya tetap menenangkan diri dan mencoba menghubungi Ananda siapa tahu bukan pesawat itu yang dia tumpangi," ujar Nurpiana.

"Setelah tersambung ke telepon Ananda, saya langsung mengucap syukur karena ternyata dia tidak ikut dalam penerbangan itu," sambungnya.
Diketahui, Sriwijaya Air SJ182 tujuan Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu pukul 14.36 WIB.
Beberapa saat kemudian, tepatnya pada 14.40 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak.
Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena menyatakan, pesawat SJ182 sempat tertunda keberangkatannya 30 menit akibat hujan deras.
"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," kata Jeff dalam konferensi pers.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa jatuhnya pesawat SJ182 itu.
Sejauh ini, diketahui pesawat seri Boeing 737-500 itu berusia sekitar 26 tahun, dibuat pada tahun 1994. (Tribun Pontianak/Tribunnews.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah 4 Orang Lolos dari Tragedi Sriwijaya Air, Gara-gara Tes Swab dan Pergantian Jadwal. dan Dua Korban Pesawat SJ182 Kembali Teridentifikasi, Berikut Nama dan Biodatanya.
BACA JUGA : di Tribunnewsmaker.com dengan judul Nama dan Biodata 2 Korban Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 yang Berhasil Diidentifikasi Tim DVI Polri.