Risma Curhat ke Megawati Sambil Nangis setelah Jadi Mensos, Disebut 'Lebih Kurus & Makan Hati' : Duh
Bukan menyampaikan kabar baik, Risma justru menangis menceritakan apa yang ditemuinya selama menjadi mensos.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Irsan Yamananda
Reporter : Salma Fenty
TRIBUNMATARAM.COM - Beberapa waktu lalu, Tri Rismaharini menggantikan Juliari Batubara sebagai Menteri Sosial.
Belum lama menjadi menteri, Megawati mengaku Risma kerap menemuinya.
Bukan menyampaikan kabar baik, Risma justru menangis menceritakan apa yang ditemuinya selama menjadi Mensos.
Ia pun mengeluhkan hal itu pada Ketua DPP PDI Perjuangan ini.
Dalam ceritanya, Megawati merasakan perubahan signifikan pada tubuh Risma.
Salah satunya adalah fisiknya yang terlihat lebih kurus sejak menjadi mensos.
Baca juga: Kisah Lengkap Rombongan Mensos Tri Rismaharini Dimarahi Orang Rimba Saat Blusukan, Gara-gara Foto
Baca juga: Viral Warga Berebut Bantuan Gempa Majene, Mensos Risma: Jangan Dianggap Penjarahan, Mereka Kelaparan
Risma kerap bercerita mengenai tekanan yang dirasakannya pasca-diangkat sebagai menteri.
Ternyata, menurut Megawati, Bu Risma mengalami kesedihan melihat masyarakat yang tinggal di kolong jembatan
"Mbak Risma saya lihat badannya kok sudah kurus, baru berapa lama jadi menteri.
Ternyata makan hati dia karena melihat anak yang hidup di kolong jembatan," ucap Megawati dalam peluncuran buku 'Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam', yang disiarkan channel Youtube PDI-P, Rabu (24/3/2021).
Megawati mengungkapkan bahkan Bu Risma kerap menangis kala bercerita mengenai masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Bu Risma meminta saran kepada Megawati cara menangani masyarakat yang mengalami kesusahan.
"Kapan itu dia datang karena baru melihat orang hidup di kolong jembatan menangis. Ibunya kena HIV/AIDS, anaknya juga.
Anaknya sekarat. Sudah gitu anaknya diperkosa. Nangis lah dia. Mesti gimana bu? Saya bilang itu tugas kamu.
Kalau gitu kabeh gimana? Itulah tugas kita Mbak. Menyelamatkan anak bangsa ini," beber Megawati.
Selain masalah kemiskinan, kesedihan Risma juga dipicu oleh masalah kekerasan rumah tangga yang kerap dialami oleh perempuan.
"Mbak Risma setiap ke sini nangis. Setelah jadi Mensos, aduh bu bagaimana ya? Karena KDRT makin besar.
Bapak-bapak, jangan kalau lagi sulit, yang digampar istrinya lah, anaknya lah," kata Megawati.
Bukan hanya Bu Risma, kisah sama juga banyak disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga kepada Megawati.
"Saya dapat laporan dari Bu Risma, Bu Bintang, dimana akibat covid, dimana bapak makin ganas. Bukannya istri dipeluk-peluk," kata Megawati.
Aksi Risma Kerap Dikritik
oal blusukannya yang dinilai tidak tepat, Mensos Risma bersumpah tak berniat blusukan.
Mensos Risma bersumpah di depan para anggota Komisi VIII DPR secara virtual terkait blusukannya yang dipermasalahkan.
Kepada DPR, Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini mengaku tak ada niat blusukan atau mencari gelandangan atau tuna wisma di jalan.
Risma mengaku, sudah terbiasa melakukan kegiatan sejak pagi hari dan menemukan pemulung di tepi jalan.
"Jadi tidak ada niat, demi Allah, saya berani disumpah dengan Al-Quran saya tidak pernah niat blusukan atau cari-cari, tapi itu saya temukan di jalan," kata Risma dalam rapat kerja Komisi VIII DPR secara virtual, Rabu (13/1/2021).
Risma mengatakan, pemulung yang ditemukannya kadang mengaku belum makan dan belum menerima bantuan sosial dari pemerintah.
Baca juga: Mensos Risma Blusukan Temui PMKS, Haji Lulung: Kalau Sekadar Nyari Tunawisma, Satpol PP Lebih Jago
Baca juga: Bantah Blusukannya Settingan, Risma Tak Kenal Pemulung bernama Kastubi yang Dituding Nyamar
Baca juga: Dikritik, Risma Enggan Kegiatannya Disebut Blusukan : Cuma Lewat Jalan dari Rumah ke Kantor
"Kalau saya tanya kamu sudah makan atau belum, itu kan kewajiban saya sebagai manusia. Dan itu betul makan kadang sampai dua piring," ujarnya.
"Dan ada mereka yang tidak punya rumah hanya karena mereka tidak punya alamat, mereka tidak dapat bantuan," sambungnya.
Oleh karenanya, Risma menginginkan para pemulung tersebut mendapatkan bantuan sosial. Hal itu dilakukan dengan melakukan pendataan oleh Kemensos yang dibantu Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.
"Demi Allah tidak ada niatan apapun karena mungkin saya mati besok, mati kan tidak tahu, niat saya hanya membantu," pungkasnya.
Adapun kegiatan blusukan Risma setelah menjabat sebagai Mensos mendapatkan kritik dari sejumlah pihak.
Salah satu yang melontarkan kritik adalah Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi.
Ia mengomentari aksi blusukan Risma di Sudirman-Thamrin yang menemukan adanya gelandangan di wilayah tersebut.
Irwandi menegaskan, masalah gelandangan atau tunawisma bukan hanya ada di Jakarta, tetapi juga di seluruh kota besar di Indonesia.
"Saya bukan membela diri. Permasalahan tunawisma itu bukan di Jakarta saja. Ke Surabaya deh, di Medan, di Bandung. Ada enggak kota besar yang enggak ada manusia gerobak?" kata Irwandi, Selasa (5/1/2021).
Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono juga melemparkan komentar serupa.
Dia menilai, aksi blusukan Risma terlalu berlebihan.
"Jangan lebay saja, dikemas berlebihan norak jadinya. Yang dilakukan bu Risma termasuk kategori berlebihan," kata Mujiyono.
Mengaku Cuma Jalan Menuju Kantor
Bukan blusukan, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku kegiatannya menemui tunawisma bersifat situasional selama jalan dari rumah ke kantor.
Polemik blusukan Mensos Risma akhirnya ditanggapi sendiri olehnya.
Risma justru bingung aksi sosialnya terlepas dari jabatannya sebagai Menteri Sosial itu dinilai miring.
Menanggapi sejumlah orang yang mengkritik dirinya hanya sibuk dengan kegiatan blusukan untuk mencari tunawisma di DKI Jakarta tanpa menghiraukan persoalan lain dalam kapasitasnya sebagai Menteri Sosial.
Menurut Risma, kegiatannya bertemu dengan tunawisma tanpa dijadwalkan terlebih dahulu atau kegiatan tersebut hanya atau bersifat situasional.
"Saya tuh kerja, saya tuh jalan ke kantor itu pagi. Itu kan nggak blusukan. Sebagai contoh ketemu di jalan besar, saya coba tanya mereka, saya tidak blusukan. Saya hanya lewat dari rumah ke kantor," kata Risma dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (8/1/2021).
Risma mengaku tidak paham jika kegiatannya dalam menolong orang masih dipersoalkan oleh sejumlah pihak.
Baca juga: Bantah Blusukannya Settingan, Risma Tak Kenal Pemulung bernama Kastubi yang Dituding Nyamar
Baca juga: Pemulung yang Ditolong Mensos Risma Kesal Merasa Dikurung : Kemerdekaan Hilang
Padahal, pertolongannya itu hanya sebagai bentuk kegiatan kemanusiaan.
"Saya sebagai manusia dan tolong jangan lihat saya sebagai Menteri Sosial. Saya sebagai manusia saya lihat mereka tidur di gerobak, dia tidurnya di gerobak. Saya manusia apa kalau saya diam saja?," ujar dia.
Risma menuturkan, kegiatannya tersebut juga telah lama dilakukannya sejak masih menjadi Wali Kota Surabaya.
Ia mengatakan, kegiatannya itu sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada masyarakat dan Tuhan.
"Saya manusia, saya punya tanggung jawab dan saya punya pendapatan lebih dibandingkan mereka. Saya wajib untuk zakat, saya wajib untuk amal," kata Risma.
"Nggak usah lihat saya sebagai Menteri Sosial. Tetapi saya juga bekerja dan saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan saya," tutur dia.
Risma memastikan dirinya tidak akan pernah menelantarkan pekerjaannya sebagai Menteri Sosial meskipun kerap melakukan blusukan bertemu dengan tunawisma.
Ia mengatakan, ketika masih menjadi wali kota Surabaya dirinya kerap keluar negeri namun tidak pernah menelantarkan pekerjaannya.
"Bahkan sering saya telepon tiba-tiba tengah malam ke Surabaya, tolong ini ditangani ini ini ini. Pernah suatu saat saya mau naik pesawat tiba-tiba ada orang yang tidak mau diajak ke rumah sakit oleh Linmas saya. Langsung saya tolong," papar Risma.
"Jadi tolong, kita bisa melihat bahwa manusia tanggung jawab kepada Tuhan, tolong dilihat itu nggak usah kita lihat jabatannya," tutur dia.
Sebelumnya, Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai aksi blusukan yang dilakukan Menteri Sosial Tri Rismaharini sebetulnya wajar saja.
Namun, Adi mengingatkan agar Risma jangan hanya sibuk di DKI Jakarta. Ia mengatakan ada 33 provinsi lain yang juga perlu diperhatikan Risma.
"Terlepas dari kontroversinya, blusukan ini sebetulnya bagus. Tapi blusukannya jangan hanya di Jakarta. Tunjukkan juga di Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain," kata Adi saat dihubungi, Kamis (7/1/2021).
Menurut Adi, jika Risma hanya fokus dengan masalah penyandang sosial di DKI Jakarta, maka tak heran jika muncul isu yang menyebut aksi blusukan itu hanya sebagai pencitraan demi kursi DKI-1.
Ia mengatakan, aksi blusukan Risma itu juga harus diiringi dengan penyelesaian masalah yang konkret.
"Janjikan para gelandangan itu hidupnya akan layak. Dikasih tempat tinggal, dikasih pekerjaan, dikasih bantuan. Jadi blusukannya tidak melulu dituding pencitraan atau sekadar jadi tangga menuju Pilkada DKI Jakarta," ujarnya.
Jika Risma mampu melakukan itu, Adi yakin publik akan menghormati kinerja Risma sebagai Mensos dan memahami bahwa blusukan memang merupakan gaya kepemimpinannya.
"Saya kira publik akan memahami bahwa Risma bukan blusukan untuk DKI Jakarta. Tapi murni merpresentasikan dirinya sebagai Mensos yang memang gaya dan style politiknya blusukan," tuturnya. (TribunMataram.com/ Salma)
BACA JUGA : di Tribunnewsmaker.com dengan judul Risma Curhat ke Megawati Sambil Nangis Seusai Jadi Mensos, Disebut 'Lebih Kurus & Makan Hati' : Duh.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/risma-cium-tangan-megawati.jpg)