Punya Riwayat Penyakit, 3 Napi di Blora Tewas Setelah Pesta Minuman Dicampur Hand Sanitizer
Tiga orang napi di Blora tewas setelah pesta minuman dioplos hand sanitizer.
Dari pengecekan Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lapas itu, petugas kepolisian mengamankan beberapa barang bukti yang diduga digunakan untuk mengkonsumsi cairan oplosan tersebut.
"Dari pengecakan awal TKP, kami mengamankan 3 botol dengan ukuran bervariasi yang diduga untuk minum, tidak ada cairannya. Tapi nanti hasilnya seperti apa, kami masih membutuhkan cek hasil lab. Nanti akan kami laporkan perkembangannya," terangnya ditemui di Lapas Kerobokan, Jumat 11 Juni 2021.
• Wanita Hamil Ditemukan Tewas di Galian Septic Tank, Suami Pergi Entah ke Mana & Nomor HP Tidak Aktif
• Pamit Terakhir Driver Ojol Brebes Sebelum Tewas Hangus di Flyover, Dibakar Begal saat Cari Nafkah
Dikatakannya, untuk saat ini belum bisa melakukan pemeriksaan lantaran para warga binaan itu masih dirawat di Rumah Sakit Sanglah. "Intinya sekarang kami menunggu pemulihan kondisi para korban yang ada di rumah sakit. Setelah itu baru kami bisa mintai keterangan," ucap Putu Diah, satu-satunya kapolsek perempuan di wilayah Kabupaten Badung ini.
Ditanya dengan adanya 1 orang yang meninggal dunia karena peristiwa ini, apakah ada unsur pidananya, Putu Diah mengatakan akan mendalaminya setelah para warga binaan itu sehat kembali.
"Kami akan dalami siapa yang meracik. Tapi apa yang diminum itu kami belum dapatkan lebih dalam dengan para korban. Nanti setelah mereka sehat baru kami mintai keterangan," jawabnya.
WBP yang Diduga Mengoplos Disinfektan, Kondisinya Kritis
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 21 Warga Binaaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Kerobokan dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Sanglah, Jumat 11 Juni 2021.
Mereka diduga mengkonsumsi minuman oplosan, yaitu disinfektan dicampur serbuk minuman kemasan rasa jeruk. Dari 21 orang WBP yang dirawat, 1 orang dinyatakan meninggal dunia.
Terkait kejadian ini Kepala Lapas (Kalapas) Perempuan Kelas II A Kerobokan, Lili, membenarkan kejadian ini. Ia pun menerangkan kronologis kejadian ini yang mengakibatkan 1 WBP meninggal dunia.
"Bermula hari Kamis pagi kemarin beberapa WBP ke klinik menyampaikan sakit perut. Dokter lapas menyampaikan ke kami ada WBP mengeluh sakit perut dan muntah-muntah. Dokter lapas pun curiga. Lalu jam 1 siang ada beberapa WBP kembali ke dokter, mereka mengaku minum disinfektan dicampur dengan sari buah rasa jeruk," ungkapnya kepada Tribun Bali di Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan, Jumat 11 Juni 2021.
Mendengar pengakuan itu, pihaknya pun langsung mengambil tindakan, membawa para WBP itu ke RS Sanglah untuk mendapat perawatan.
"Awalnya ada 4 orang yang kami bawa ke Rumah Sakit Sanglah. Kami bawa sekitar jam 13.15 Wita untuk cepat ditindaklanjuti. Malam harinya, dari 4 orang itu, 2 kondisinya menurun, kritis dan tadi jam 5 subuh, 1 orang meninggal," terang Lili.
Dengan adanya 1 orang yang meninggal, kata Lili, para WBP yang di lapas pun resah dan akhirnya mengaku ikut minum cairan oplosan itu. Berselang kemudian, beberapa WBP pun mulai mengeluh sesak nafas.
"Jumat jam 4 pagi ada 4 orang WBP mengeluh dan kami langsung bawa ke RS Sanglah. Setelah itu kami ke blok menanyakan apakah ada dari mereka yang sakit lagi. Ternyata ada lagi yang mengeluh sesak nafas, mereka mengaku ikut minum oplosan yang diberikan warga binaan lainnya. Ada 11 orang yang kami bawa ke rumah sakit," jelasnya.
Tak berhenti sampai di sana, petugas lapas terus melakukan pengecekan dan menanyakan kembali WBP lainnya. Benar saja, ada lagi warga binaan yang kembali mengeluh sesak nafas.