Sosok Bupati Probolinggo yang Ditangkap KPK: Sempat Jamin Pemerintahannya Bersih dari Korupsi
Berikut profil dari Puput Tantriana Sari, Bupati Probolinggo yang ditangkap oleh KPK.
TRIBUNMATARAM.COM - Nama Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari tengah menjadi sorotan.
Hal ini terjadi setelah dirinya ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tak sendiri, Puput diamankan bersama suaminya, anggota DPR RI Hasan Aminuddin.
Penangkapan keduanya terjadi pada hari Senin (30/8/2021).
Selain Puput dan suami, KPK juga menangkap 10 orang lainya.
Kesepuluh orang tersebut termasuk camat dan kepala desa di wilayah Probolinggo.
Baca juga: Langgar Kode Etik, Wakil Ketua KPK Potong Gaji Rp 1,8 Juta, Febri: Penerimaan Lebih dari Rp 80 Juta
Baca juga: Berita Bupati Jember Kantongi Uang Pemakaman COVID-19 Jadi Sorotan Publik, KPK: Sudah Dikembalikan

Perlu diketaui, Puput, Hasan dan seorang camat ditetapkan sebagai tersangka penerima suap terkait seleksi jabatan di Pemkab Probolinggo pada tahun 2019.
Puput sendiri dikenal sebagai Bupati perempuan termuda di Indonesia.
Tak hanya itu, ia sering menerima penghargaan dan sempat janji akan menjalankan pemerintahan yang bersih dari korupsi.
Mengutip dari Kompas.com dengan judul "5 Hal soal Puput Tantriana, Bupati Probolinggo yang Ditangkap KPK, Jadi Kepala Daerah Wanita Termuda di Usia 30 Tahun",berikut 5 hal soal Puput Tantriana, Bupati Probolinggo yang ditangkap KPK bersama suaminya:
Baca juga: Firli Bahuri Didesak 518 Pegawai Aktif KPK untuk Angkat Mereka yang Tak Lolos TWK: Bukti Patuh Hukum
1. Jadi bupati perempuan termuda
Wanita yang akrab disapa Hj Tantri ini menjadi bupati menggantikan suaminya, Hasan Aminuddin yang menjabat sebagai Bupati Problinggo selama dua periode yakni 2003-2008 dan 2008-2013.
Tantri dilantik pada 20 Februari 2013. Sementara ia lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada 23 Mei 1983
Dikutip dari Kompas TV, saat dilantik menjadi bupati pertama kali, Tantri berusia 30 tahun.
Kala itu ia disebut sebagai bupati perempuan termuda se-Indonesia.
Tantri maju berpasangan dengan Timbul Prihanjoko dan memperoleh 250.892 suara.
Mereka diusung PDIP, PKB, PKIB, PKNU, Gerindra dan Hanura dengan peroleh suara 40,7 persen.
2. Pernah jadi karyawan bank
Sari saat nyoblos di TPS dekat rumahnya, rabu (17/4/2019). Di TPS-nya, Jokowi meraih suara terbanyak.(KOMPAS.com/A. FAISOL)
Dikutip dari Tribunnews.com, Tantri menempuh pendidikan di SDN Baosan Lor 1 Probolinggo dan SLTPN 4 Ponorogo.
Baca juga: Hasil TWK Disembunyikan, Pegawai KPK Minta Sekjen Tak Ikuti Ingin Pimpinan yang Sewenang-wenang
Untuk pendidikan menengah atas, Puput menempuhnya di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Ponorogo.
Dia lulus pendidikan menengah atas pada tahun 2001 silam.
Dia disebut memiliki hobi membaca, memasak, olahraga yoga dan bersepeda, serta menyulam.
Sebelum menjabat Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari sudah berkecimpung di dunia pemerintahan sejak lama.
Ia bekerja sebagai staf BPD Jawa Timur pada tahun 2004 hingga 2008.
Ia juga tercatat pernah bekerja dan menjai karyawan Bank Jatim.
Kemudian, pada tahun 2013 ia mulai terjun ke dunia politik. Bersama Hasan Aminuddin, Tantri memiliki empat orang anak
.
3. Kerap menerima penghargaan
Selama masa kepemimpinannya, Pemkab Probolinggo meraih berbagai penghargaan, mulai tingkat regional hingga nasional.
Sejumlah inovasi untuk mempermudah mempercepat pelayanan kepada masyarakat juga lahir.

Ia mendapatkan penghargaan pada tahun 2013, 2014 dan enam penghargaan tahun 2015, sembilan penghargaan tahun 2016 dan delapan penghargaan di tahun 2017.
Kemudian di tahun 2016 Puput Tantriana Sari mendapatkan 10 penghargaan sebagai Bupati Probolinggo di banyak bidang semua level.
Ia dan Timbul Prihanjoko dua periode memimpin Kabupaten Probolinggo.
Penetapan paslon Bupati dan Wakil Bupati terpilih ini dilakukan pada Rapat Pleno Terbuka oleh KPU Kabupaten Probolinggo di Gedung Islamic Center Kota Kraksaan, Kamis (26/7/2018).
4. Bertekad bersih dari korupsi
Dikutip dari Tribunnews.com, Saat dilantik untuk periode ke-2 di Gedung Grahadi, Senin (24/9/2018), Puput Tantriana Sari bertekad untuk menjalankan pemerintahan yang bersih dari tindakan korupsi.
Salah satu langkahnya adalah membuat benteng sistem penganggaran yang akuntabel dan transparan.
Kala itu ia juga menjami tak ada celah bagi segenap pemerintahannya melakukan korupsi dalam lima tahun ke depan.
"Program khusus yang benar-benar baru sih tidak ada. Tapi sejak tahun 2013 lalu, kami sudah melakukan perbaikan sistem agar bisa menjaga tidak ada yang memanfaatkan jabatan dan melakukan korupsi," kata Tantri, yang diwawancarai usai pelantikan.
Selain itu Tantri menjelaskan, penguatan pelayanan publik yang berbasis IT juga kian digalakkan di banyak lini.
Baca juga: Anies Baswedan Bakal Diperiksa Terkait Dugaan Kasus Korupsi Tanah di DKI Jakarta, Ini Kata KPK
Dengan IT menurutnya bisa memangkas celah adanya pungutan dan kecurangan.
"Tadi saya jelaskan maslah pelayann publik yang jadi program prioritas. Nah ini juga terutama dalam pendekatan pelayanan berbasis IT dan memenimimalsir celah polah adanya tindakan korupsi," tambahnya.
5. Bersama suami, ditetapkan sebagai tersangka
Setelah OTT, Bupati Prbolinggo dan suaminya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Selain Tantri dan Hasan, KPK juga menetapkan Camat Muhamad Ridwan sebagai tersangka penerima suap.
Sementara tersangka pemberi suap adalah Sumarto, Ali Wafa, Mawardi, Mashudi, Maliha, Mohammad Bambang, Masruhen, Abdul Wafi, Kho’im dan Akhmad Saifullah, Jaelani, Uhar, Nurul Hadi, Nuruh Huda, Hasan, Sahir, Sugito dan Samsuddin.
Dari 20 tersangka, baru lima orang yang ditahan yakni Tantri, Hasan, Camat Krejengan Doddy Kurniawan, Kepala Desa Karangren Sumarto dan Camat Paiton Muhamad Ridwan.
Hasan ditahan di Rutan KPK pada Kavling C1 dan Puput ditahan di Rutan KPK Gedung Merah Putih,
Artikel lainnya terkait Bupati Probolinggo
(Kompas/ Irfan Kamil, Ahmad Faisol, Achmad Faizal)