3. Gandeng tim milenial saat kampanye
Pada Pemilu 2019, Evi terjun ke masyarakat selama kurang lebih satu tahun untuk berkampanye.
Ia menggandeng kalangan milenial untuk mengenalkan dirinya ke masyarakat.
Anak muda yang tergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), HMI, hingga karang taruna, ia ajak untuk bekerja bersama.
• 300 Bus Berlabel Transjakarta Terbengkalai di Bogor, Ini Dia Pemiliknya yang Akhirnya Terungkap
Semua aspek ia perhitungkan, termasuk strategi pesaingnya.
"Saya juga melirik dari kontestan lain, (mereka) tidak pernah melirik dari teman-teman yang minoritas, Hindu, Budha, itu semua mereka pro ke saya, mendukung saya penuh. Itu juga sebagai kunci saya meraih kemenangan," kata Evi.
Evi membantah selama kampanye sekadar mengandalkan foto pencalonan dirinya.
"Ya itu salah besar," ujarnya.
4. Respons keluarga atas gugatan Farouk
Evi mengatakan, Farouk adalah satu-satunya orang yang mempersoalkan foto pencalonan dirinya.
Selama masa kampanye, tak pernah ada masyarakat yang keberatan atas foto itu.
• Potret Romy Soekarno, Suami Kedua Donna Harun yang Sudah Bercerai, Dijuluki Crazy Rich Tanah Air
Ia mempertanyakan, dari sekian lama masa kampanye, kenapa Farouk baru mempermasalahkan foto pencalonannya saat ini.
"Kenapa baru sekarang digugat, ya kan di seluruh NTB ada, di kota-kota ada spanduk saya, baliho saya, stiker saya, kalender saya," katanya.
Meski optimis bakal menang di MK, Evi tetap menyimpan rasa khawatir atas gugatan Farouk.