Tas milik terduga teroris R tersebut disimpan dalam kamar Farhan yang sewaktu-waktu bisa saja meledak.
Namun, Farhan awalnya tak sadar apa isi tas milik R tersebut, ia mengira bahwa tas itu hanya berisi pakaian milik terduga teroris.
“Tas yang disimpan di dalam lemari di kamar saya itu milik dia (R) yang dibawa polisi, tapi saya nggak tahu apa isinya, saya kira cuma baju,” kata Farhan, dilansir dari Kompas.com.
Dilansir dari Kompas.com, Farhan menuturkan bahwa R tidak tinggal di rumah neneknya tersebut, namun sesekali ia datang ke sana.
“Dia enggak lama tinggal di sini, paling datang sehari kemudian pergi lagi enggak tahu ke mana," katanya.
"Terakhir saya ketemu hari Sabtu kemarin, saya lihat dia biasa saja. Tapi kalau masalah tas nenek yang tahu, katanya ada temannya yang nitip, nenek kira itu baju, " tambah Farhan dikutip dari Kompas.com.
Nurhasanah, nenek Farhan sekaligus terduga teroris membenarkan bahwa barang yang disita oleh pihak kepolisian tersebut milik cucunya.
Saat R datang ke kediaman tersebut, cucunya tersebut sempat menitipkan tas berisi barang yang ia tak tahu isinya apa.
Nurhasanah mengira tas tersebut berisi baju-baju kotor milik terduga teroris.
“Saya itu enggak tahu apa-apa,” kata Nurhasanah yang terlihat shock dengan kejadian itu.
Ternyata tas yang hanya ditaruh sembarangan oleh Nurhasanah tersebut berisi bom dan sewaktu-waktu bisa memicu ledakan di rumah kediamannya.
Diberitakan sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror menggeledah rumah di Way Halim, Bandar Lampung.
Penggeledahan itu adalah pengembangan dari penangkapan empat terduga teroris pada Senin (14/10/2019).
Keempat terduga teroris yang diamankan Densus 88 berinisial R, AH, Y, dan T.
Keempatnya ditangkap diduga terlibat jaringan SA yang melakukan penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Kamis (10/10/2019) lalu. (Sosok.id/Andreas Chris Febrianto Nugroho)