Virus Corona

Anies Baswedan Tanggapi Harga Masker Melejit Capai Rp 300Ribu, Bersyukur Masyarakat Masih Mampu Beli

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/10/21081641/anies-akan-tercatat-sejarah-jika-dprd-tak-laksanakan-pemilihan-wagub

Ia juga menjelaskan, masker tersebut awalnya dibeli oleh seorang karyawan apotek yang terbiasa membeli masker untuk memenuhi stok di apotek.

Oleh karena itu, ia memastikan masker dalam kondisi baru sampai ke apotek pada Selasa (3/3/2020).

Tidak Sempat Dicek karena Permintaan Banyak

Terkait penjualan masker, Faticha mengungkapkan, masker dijual secara eceran dan dalam keadaan tersegel plastik dan dalam kondisi boks terbuka.

Namun, untuk masker dengan boks oranye (sama seperti yang dibeli oleh Anelies), Faticha menyampaikan, masker jenis tersebut tidak dilakukan pengecekan kondisi masker alias boks tidak dibuka.

"Karena kami kekurangan SDM untuk mengecerkan dan apotek sedang sangat ramai dua hari terakhir, kami tidak membuka masker tersebut dan langsung kami taruh di rak untuk dijual per boks," terang Faticha.

Menyoal harga masker yang mencapai ratusan ribu, Faticha mengaku, pihak apotek juga membeli masker tersebut dengan harga tinggi.

Mengetahui kondisi masker yang rusak, pihaknya juga telah mengembalikan uang pembeli (Anelies) dan pihak apotek tidak menjual masker tersebut serta memastikan masker berboks oranye itu tidak dibeli oleh konsumen lain.

"Itu adalah bentuk tanggung jawab apotek kami setelah tahu bahwa masker tersebut rusak.
Di sini kami juga minta maaf sebelumnya karena tidak double check sampai ke dalam-dalam," ujar Faticha tanpa merinci proses pengembalian uang tersebut.

Terkait masker bekas yang dijual kembali, Faticha menyampaikan, kasus tersebut saat ini masih diusut oleh Polda Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mencari pelaku.

"Kita serahkan kepada pihak yang berwenang," pungkasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda DIY Kombes Yulianto belum bisa dimintai konfirmasi terkait adanya penemuan penjualan masker bekas tersebut.

Petugas apotek memasang tanda stok masker habis, di kawasan pusat penjualan obat-obatan dan alat kesehatan Tarandam, Padang, Sumatera Barat, Selasa (3/3/2020). Petugas apotek mengaku stok masker dan Hand Sanitizer sudah habis sejak Senin (2/3/2020) menyusul wabah virus Corona 19 yang mulai masuk Indonesia. (ANTARA FOTO/IGGOY EL FITRA via Kompas.com)

Masker Tak Efektif untuk Virus Corona

Alih-alih masker, dua hal ini justru efektif untuk mencegah penularan virus corona.

Penggunaan masker dipercaya bisa meminimalisir tubuh dari infeksi virus corona.

Padahal, kenyataannya penggunaan masker justru meningkatkan kemungkinan infeksi corona.

Pada Senin (2/3/2020), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus corona atau covid-19.

• Ciri Orang yang Terinfeksi Virus Corona, 11 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Tertular Covid-19

• Tanggapan WHO Soal 2 Pasien Positif Corona di Depok, Tak Kaget, Minta Masyarakat Jaga Kesehatan

Seketika mendapati informasi itu, banyak orang di Tanah Air mungkin langsung cemas atau bahkan panik.

Padahal hal itu tak direkomendasikan.

Istana sendiri telah mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada.

Namun, banyak orang bisa jadi tetap langsung berupaya mencari dan memakai masker.

Apakah langkah itu tepat?

Ilustrasi virus Corona menyerang Indonesia (Kompas.com)

Cuci tangan dan jaga etika batuk

Dokter Spesialis Paru Anggota Kelompok Staf Medik (KSM) Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta, Dr. dr. Reviono, Sp.P (K), menilai penggunaan masker oleh orang yang sehat sebenarnya kurang tepat jika dimaksudkan untuk mencegah penularan virus corona.

Pasalnya, covid-19 menular via droplet atau percikan air liur penderita, bukan melalui udara.

Dengan begitu, cara yang lebih efektif dilakukan untuk pencegahan yakni mencuci tangan dengan benar serta selalu memerhatikan etika batuk dan bersin.

"Lebih baik dicegah dengan hand hygiene dan melakukan etika batuk yang benar," kata Reviono saat diwawancara Kompas.com, Senin (2/3/2020).

Meski demikian, Reviono tidak melarang siapa saja yang ingin menggunakan masker.

Hanya, jika semua orang melakukan hal itu, masker bisa jadi akan makin sulit ditemui dan harganya kian mahal seperti yang terjadi sekarang.

Masker lebih baik dipakai yang sakit

Dia pun menganjurkan, lebih baik masker digunakan oleh mereka yang sedang sakit flu maupun batuk untuk mencegah penularan penyakit pada orang lain.

"Orang yang enggak sakit sebenarnya enggak perlu palai masker," jelas Reviono.

Terkait penggunaan masker untuk mengurangi risiko tertular virus corona, Profesor Obat dan Epidemiologi di University of Iowa's College of Medicine, Eli Perencevich, juga mengungkapkan hal senada.

Melansir Forbes, Sabtu (29/2/2020), Dr. Perencevich, mengungkapkan seseorang tak perlu menggunakan masker wajah jenis apa pun dengan maksud mencegah tertular covid-19.

Sekalipun ada kasus temuan covid-19 di dekat sana, menurut dia, tetap saja orang sehat tidak perlu memakai masker, baik itu masker bedah, masker N95, masker respirator, maupun masker jenis lainnya untuk melindungi diri dari virus corona.

Bahkan, Dr Perencevich, secara tegas melarang orang sehat menggunakan masker.

Pasalnya, belum ada bukti bahwa memakai masker pada orang sehat akan melindungi mereka dari serangan virus corona.

Masker malah meningkatkan risiko infeksi

Menurut dia, penggunaan masker yang salah malah bisa jadi dapat meningkatkan risiko infeksi karena seseorang lebih sering menyentuh wajah.

Dr Perencevich pun menjelaskan virus corona dapat ditularkan melalui tetesan, bukan melalui udara. Itu berarti Anda tidak dapat menghirupnya secara acak.

Masker melainkan tepatnya dipakai oleh mereka yang merasa menderita flu atau berpikir terkena serangan covid-19.

"Jika Anda mengalami flu atau berpikir terkena Covid, saat itulah Anda harus mengenakan masker untuk melindungi orang lain.

Di rumah, jika Anda merasa sakit, Anda harus menggunakan masker untuk melindungi anggota keluarga Anda," ungkap Dr Perencevich.

(TribunMataram.com/ Salma Fenty)

Sebagian artikel tayang di Kompas.com dengan judul "Masker Tak Efektif Cegah Virus Corona, Malah Bisa Tingkatkan Risiko Infeksi", https://health.kompas.com/read/2020/03/03/103100368/masker-tak-efektif-cegah-virus-corona-malah-bisa-tingkatkan-risiko-infeksi.