Virus Corona
Bapak Di-PHK Efek Corona, Pasutri Terpaksa Hidup di Becak Ajak Bayinya, Bayar Sewa 5 Ribu per Hari
Kehilangan pekerjaan membuat Dul Rohmat harus mengajak istri dan anaknya yang masih berusia 13 bulan bernama Dafa harus tidur di becak setiap hari.
TRIBUNMATARAM.COM - Cerita pasangan suami istri di Solo terpaksa tinggal di becak bersama bayinya yang baru berusia 13 bulan lantaran tak miliki uang untuk bayar kos.
Pasangan suami istri, Dul Rohmat (30) dan Fatimah (33) terpaksa harus hidup menggelandang setelah menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja / PHK akibat efek corona.
Kehilangan pekerjaan membuat Dul Rohmat harus mengajak istri dan anaknya yang masih berusia 13 bulan bernama Dafa harus tidur di becak setiap hari.
• Pemkot Angkat Bicara Soal Korban PHK yang Tidur di Emperan Tanah Abang: Kebanyakan dari Luar Daerah
• POPULER Gegara Corona, Korban PHK Ibu Kota Menggelandang, Tidur di Emperan Toko hingga Kejar Sembako
Warga asal Desa Asemrudung, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tersebut sudah sekitar satu bulan tinggal dan tidur di becak.

Mereka hidup dengan cara menggelandang dan selalu berpindah tempat.
Mereka seringnya berada di kawasan Jalan Adi Sucipto Karangasem, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Mereka menganggap kawasan itu nyaman untuk ditempati karena tidak banyak nyamuk.
Sehingga, anak semata wayangnya itu bisa tidur dengan nyenyak di becak.
Jika hujan turun, mereka harus pindah ke tempat lain yang lebih aman untuk berteduh.
Mereka tidak ingin anaknya yang masih kecil tersebut kehujanan.
Saat ditemui oleh Kompas.com, keluarga Dul sedang berada di depan kantor DPRD Solo.
Mereka sedang menunggu para dermawan memberikan nasi takjil untuk buka puasa.
"Alhamdulillah, ada yang ngasih (makan). Entah dari mana tahu-tahu datang ngasih makan.
Kaya ini tadi tahu-tahu ada yang ngasih," kata istri Dul, Fatimah di Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/5/2020).
Perempuan yang akrab disapa Imah mengatakan, alasan jauh-jauh dari Purwodadi ke Solo untuk mencari pekerjaan.