Imbas 'Paksa' Pengguna Serahkan Data ke Facebook, WhatsApp Sampai Pasang Iklan Besar di Koran
Bahkan, saking banyaknya pengguna yang meninggalkannya, WhatsApp sampai memasang iklan besar di koran.
Dalam pernyataan yang sama, WhatsApp kembali menegaskan bahwa perubahan kebijakan akan berdampak untuk percakapan ke akun WhatsApp Bisnis yang dirilis tahun 2018 lalu.
Sementara perpesanan personal dan panggilan tetap dilindungi oleh sistem enkripsi dari ujung ke ujung (end-to-end encrypted).
"Meskipun tidak semua orang berbelanja dengan akun bisnis di WahtsApp saat ini, kami pikir lebih banyak orang akan melakukannya di masa yang akan datang dan penting bagi mereka untuk mengetahui layanan ini," tulis WhatsApp.
Bulan Oktober lalu, WhatsApp merilis fitur belanja yang memungkinkan pengguna bisa berbelanja lewat aplikasi. Dilaporkan Reuters, WhatsApp mengatakan bahwa pesan di akun bisnis menggunakan layanan hosting baru yang tidak terenkripsi dari ujung ke ujung.
Kebijakan privasi WhatsApp menimbulkan kontroversi lantaran salah satu poinnya menyebut platform pesan instan itu akan berbagi data dengan induk perusahaan Facebook.
Adapun data yang dibagikan adalah alamat IP, pembelian, identifier (nomor telepon, nama profil, foto profil, dan status), info finansial, penggunaan data, konten pengguna, info kontak, dan diagnostik.
WhatsApp juga meluruskan bahwa lokasi yang dibagi di dalam pesan dan juga daftar kontak tidak akan ikut diteruskan ke Facebook. Sebelumnya, WhatsApp mengaku telah berbagi data terbatas dengan Facebook sejak tahun 2016.
"Pembaruan ini tidak memperluas kemampuan kami untuk berbagi data dengan Facebook," tulis WhatsApp.
(Kompas.com/ Wahyunanda Kusuma Pertiwi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mulai Ditinggal Pengguna, WhatsApp Pasang Iklan Besar di Koran"
dan judul "Kebijakan Baru WhatsApp Ditunda, Tidak Ada Akun yang Dihapus 8 Februari"
BACA JUGA Tribunnewsmaker.com dengan judul Ditinggal Pengguna Gegara Kebijakan 'Paksa', WhatsApp Habiskan Rp 1,9 M Pasang Iklan Besar di Koran